Strategi Berinvestasi Menghadapi Pelemahan Rupiah
KSPM FEB UNEJ-Seperti yang kita ketahui pada pertengahan tahun
2018 ini terjadi pelemahan rupiah yang cukup membuat perekonomian Indonesia
tersentak. Pasalnya pelemahan rupiah ini mengakibatkan sentimen negatif bagi pasar
yang membuat berbagai perusahaan menanggung beban yang lebih besar dari
sebelumnya. Meskipun pelemahan yang terjadi hanya sebesar 400-an yaitu dari Rp.
13.300,- naik menjadi Rp. 13.700,-. Untuk menanggulangi kejadian tersebut
terulang kembali, maka berikut ini adalah beberapa strategi yang bisa
diterapkan oleh investor, yaitu:
1. Cek Bahan Baku Yang Dipakai Perusahaan
Cek apakah bahan baku yang dimiliki perusahaan berorientasi pada bahan baku
impor. Terjadinya pelemahan pada rupiah akan mengakibatkan tekanan bagi
perusahaan yang memperoleh bahan baku dari kegiatan impor. Biaya bahan baku
impor akan menjadi mahal akibat peristiwa ini.
2.
Cek
Utang perusahaan
Selanjutnya, pastikan apakah perusahaan memiliki utang dalam mata uang
asing dengan jumlah yang besar atau tidak. Jika utang perusahaan dalam mata
uang asing besar khusunya dalam kurs US Dollar makan biaya bunga yang harus
dibayarkan perusahaan juga akan bertambah besar.
3.
Cek
Pendapatan Ekspor Perusahaan
Kita juga harus melakukan pengecekan pada perusahaan yang pendapatannya
berorientasi pada ekspo. Beberapa perusahaan justru akan memperoleh pendpatan
yang meningkat akibat terjadinya pelemahan mata uang rupiah terhadap US Dollar
karena adanya “pendapatan lebih”
dari selisih kurs mata uang.
4.
Waspada
Terhadap Melemahnya Nilai tukar Rupiah
Kita dapat mengawasi nilai mata uang rupiah dengan melihat hubungannya
dengan IHSG. Untuk menyikapi pelemahan rupiah ini, kita harus menghindari
perusahaan bahan bakunya berorientasi pada impor dan memiliki utang dalam mata
uang asing dengan jumlah yang besar. Namun kita bisa lebih memilih perusahaan
dengan pendapatan yang berorientasi pada kegiatan ekspor.
Demikian sedikit
strategi untuk menghadapi pelemahan nilai mata uang rupiah. Semoga bermanfaat
dan selamat berinvestasi !
Sumber: simasfund.id