Sumber gambar : Google.com
Profil
Perusahaan
Bank BRI memiliki misi yaitu melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan memfokuskan melayani segmen mikro, kecil,dan menengah untuk menunjang perekonomian masyarakat.Didirikan pada tahun 1895 dengan nama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto kemudian berubah nama menjadi BRI stelah Indonesia merdeka pada tahun 1946. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk (BRI atau Bank BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah terbesar di Indonesia. BRI tetap konsisten dalam memberikan pelayanan kepada segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan komitmen ini terus berlanjut pada saat BRI menjadi perusahaan publik pada tahun 2003 hingga sekarang. Pemerintah Republik Indonesia merupakan pemilik mayoritas saham BRI, yaitu sebesar 56,75% dan sisanya sebesar 43,25% dimiliki oleh pemegang saham publik. BRI sebagai bank dengan laba terbesar dan berhasil menduduki peringkat kedua dalam hal aset di antara industri perbankan Indonesia. Keberhasilan ini tidak terlepas dari upaya dan kerja keras segenap insan BRI, yang secara terus menerus berinovasi dan mengembangkan produk dan jasa perbankan yang diberikan bagi semua segmen bisnis. Strategi bisnis yang tepat serta efisiensi yang terjaga, BRI berhasil menjaga profitabilitasnya. Laba bersih BRI pada 2011 tercatat sebesar Rp15,08 triliun atau meningkat 31,47% dari Rp11,47 triliun di tahun 2010.
Bank BRI memiliki misi yaitu melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan memfokuskan melayani segmen mikro, kecil,dan menengah untuk menunjang perekonomian masyarakat.Didirikan pada tahun 1895 dengan nama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto kemudian berubah nama menjadi BRI stelah Indonesia merdeka pada tahun 1946. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk (BRI atau Bank BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah terbesar di Indonesia. BRI tetap konsisten dalam memberikan pelayanan kepada segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan komitmen ini terus berlanjut pada saat BRI menjadi perusahaan publik pada tahun 2003 hingga sekarang. Pemerintah Republik Indonesia merupakan pemilik mayoritas saham BRI, yaitu sebesar 56,75% dan sisanya sebesar 43,25% dimiliki oleh pemegang saham publik. BRI sebagai bank dengan laba terbesar dan berhasil menduduki peringkat kedua dalam hal aset di antara industri perbankan Indonesia. Keberhasilan ini tidak terlepas dari upaya dan kerja keras segenap insan BRI, yang secara terus menerus berinovasi dan mengembangkan produk dan jasa perbankan yang diberikan bagi semua segmen bisnis. Strategi bisnis yang tepat serta efisiensi yang terjaga, BRI berhasil menjaga profitabilitasnya. Laba bersih BRI pada 2011 tercatat sebesar Rp15,08 triliun atau meningkat 31,47% dari Rp11,47 triliun di tahun 2010.
UMKM BRI fokus pada
segmen usaha mikro, kecil dan menengah yang merupakan tulang punggung
perekonomian Indonesia dengan potensi pangsa pasar sebanyak 55,21 juta usaha
UMKM. Dari jumlah tersebut, sekitar dua-pertiga belum terjangkau oleh layanan
perbankan.
Tinjauan
Makro Ekonomi
Sumber gambar : Google.com |
Asumsi Makroekonomi 2020 akhirnya disepakati oleh
Komisi XI DPR RI bersama dengan Pemerintah. Asumsi makro 2020 yang disepakati
adalah pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3%, inflasi sebesar 3,1% nilai tukar
rupiah di angka Rp 14.400, suku bunga SPN 3 bulan sebesar 5,4%. Sebelum
mengambil keputusan soal makroekonomi 2020, fraksi-fraksi dalam Komisi XI DPR
RI diberi kesempatan untuk mengutarakan pandangan mereka tentang asumsi yang ditawarkan oleh pemerintah.
Hanya saja, Fraksi
Hanura tidak terlihat dalam pengambilan keputusan tersebut, sehingga hanya 9
dari 10 fraksi yang memberikan pandangannya tentang proyeksi pertumbuhan di
tahun 2020.Sebelumnya,asumsi makroekonomi 2020 dibuka dengan ajuan Pemerintah,
yaitu pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3%, inflasi sebesar 3,1%, nilai tukar
rupiah sebesar Rp 14.400, dan suku bunga SPN 3 bulan sebesar 5,4%. Namun,
menurut Bank Indonesia pertumbuhan ekonomi akan berada di range 5,1% - 5,5%. BI
juga memperkirakan inflasi akan berada di kisaran 2,0% - 4,0%, dan nilai tukar
rupiah akan sebesar Rp 13.900 - Rp 14.400. Pertumbuhan ekonomi Indonesia
pada saata ini diketahui bahwa pada tahun 2019 pertumbuhan ekonomi gagal
melebihi atau bahkan menyamai pertumbuhan ekonomi di 2018. Pertumbuhan ekonomi
2019 berada di angka 5,02 persen lebih rendah dari di 2018 yang mencapai 5,17
persen. Namun, pertumbuhan ekonomi ditahun 2020 berpeluang untuk meningkat.
Namun pemerintah harus tetap waspada dan bergerak cepat mengatasi setiap
kondisi yang berpeluang memengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Tinjauan Industri
Peningkatan daya
saing yang dicapai dalam perekonomian makro, juga diharapkan terjadi sektor
mikro, khususnya melalui peningkatan daya saing lembaga keuangan dan dunia
usaha di nasional. Perbaikan daya saing di sektor mikro ini sangat relevan
dengan adanya rencana integrasi ekonomi ASEAN pada tahun 2015 dan integrasi
sektor keuangan pada tahun 2020. Rencana integrasi sektor keuangan ASEAN ini
membawa arti penting bagi perbankan nasional mengingat integrasi keuangan akan
dimulai dengan integrasi sektor perbankan. Sebagaimana diketahui, rencana
integrasi sektor perbankan tersebut disikapi oleh negara-negara ASEAN dengan
membentuk ASEAN Banking Integration Framework (ABIF). Framework ini akan
membuka peluang dan kesempatan bagi perbankan negara-negara ASEAN untuk
memperluas wilayah operasionalnya dan memperluas pasarnya. Kinerja industri
perbankan dalam negeri, sejauh ini kontribusi perbankan dapat diukur dari
rasio kredit terhadap produk domestik bruto (PDB). Faktanya, rasio kredit
terhadap PDB di Indonesia masih relative rendah, yakni hanya berkisar 30 persen
saja, masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan Thailand yang 90 persen dan
Malaysia yang 116 persen. Rendahnya rasio kredit perbankan terhadap PDB seharusnya
membuka peluang besar bagi perbankan nasional dalam pembiayaan perekonomian
nasional. Untuk diketahui, populasi Indonesia mencapai 40 persen dari total
populasi ASEAN yang berjumlah hampir 600 juta jiwa. Itulah sebabnya ada yang
mengatakan bahwa komunitas ASEAN ini seperti halnya “Greater Indonesia”. Dari
sisi aset, terangnya, perbankan nasional masih mencatatkan kinerja baik dengan
pertumbuhan 2,23 persen, efisiensinya 81,62 persen. Bank-bank Indonesia, diakui
Irwan, masih mampu menjaga ketahanan dengan baik meski pertumbuhannya moderat
karena terjadi pelemahan kondisi ekonomi eksternal maupun internal
Analisis
SWOT Bank Rakyat Indonesia (BRI)
1.
Strengths/Kekuatan
Merupakan
hal-hal yang dapat menjadi kekuatan, yang dimiliki olehperusahaan, biasanya berwujud
sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan baiksumber daya manusia maupun sumber
daya lainnya. Termasuk di dalamnyatenaga kerja, goodwill, modal, mesin dan
sebagainya. Kekuatan ini dapatdieksploitasi untuk meminimumkan ancaman ataupun
menghilangkan dampakyang diakibatkan oleh ancaman lingkungan. Kekuatan usaha
ini dapat dikontroldan diawasi untuk kepentingan atau pengembangan perusahaan.
Kekuatan inibersumber dari dalam perusahaaan sehingga penggunaanya
memungkinkanuntuk direncanakan maupun dijadwalkan. Pada bank BRI kekuatannya
terletak pada:
- Sebagai
bank milik pemerintah yang berperan mewujudkan visi pemerintahdalam membangun
ekonomi kerakyatan
- Status
badan hokum berupa persero(PT ) berdasarkan UU perbankan danfocus bisnis pada
usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) BRI telahmenginsiprasi berbagai pihak
untuk lebih mendayagunakan sektor UKMsebagai tulang punggung perekonomian
Indonesia
- Ada komitemen yang kuat dari komisarios dan direksi untuk menerapkanGood Corporate Government (GCG) pada setiap kegiatan usaha BRI denganmembangun pemahaman , keperdulian dan komitmen semua organperusahaan dan seluruh jajarannya
- BRI
Go public dan pemerintah melepas 30 % kepemilikan sahannya kepadapublic.dengan
komposisi saham public mencapai 43 %. Saham bri aktifdiperdagangkan dipasar
modal. Kini, BRI semakin kokoh berdir I ditengahperekonomian Indonesia dar I
desa sampai kota
- Nama
BRI yang sudah sangat dikenal
- Hubungan
baik dengan lembaga keuangan internasional dan otoritasmoneter
- Total
investasi tehnologi informasi BRI sebesar 100 juta US Dollarpertahun
- Divisi
R&D yang selalu inovatif.
2.
Weaknesses/Kelemahan
Adalah
keterbatasan/kekeurangan dalam sumber daya ketrampilan dan kemampuan yang secara
serius menghalangi kinerja efektif BRI yaitu:
- Koordinasi
yang belum berjalan dengan baik dari kantor pusat hingga unit terkecil
- Dukungan
yang belum memadai dikarenakan alur birokrasi yang panjang
- Tingkat
keterampilan karyawan yang rata rata rendah
- Jumlah
karyawan yang terlalu besar
- Minimnya
biaya promosi
- Kurangnya
pemetaan potensi pensusuk uang dijadikan sarasan pemasaran kredit
- Kualitas
pelayanan kepada nasabah masih rendah
- Lemahnya
fungsi control mengenai pengadaan barang IT di tubuh BRI
- Kurangnya kesadaran peremajaan peralatan IT.
3.
Oportunities/Peluang
Adalah merupakan situasi utama
yang yang menguntungkandalam lingkunganBRI adalah:
- Keluarnya
kebijaksanaan pemerintah untuk menyalurkan kredit kecil mikro
- Masyarakat
mulai “bank minded”
- Tingkat
pertumbuhan ekonomi yang mulai meningkat
- Jaminanan
keamanan dalam hal perbankan oleh pemerintah
- BRI memiliki lebih dari 5000 kantor yang berada diseluruh Indonesia ,baik dikota kota besar maupun dikota kota kjecil mahkan didaerah pedesaan
4. Threat/Ancaman
Adalah merupakn situasi utama yang tidak menguntungkan dalam lingkunganBRI yaitu:
Adalah merupakn situasi utama yang tidak menguntungkan dalam lingkunganBRI yaitu:
- Serangan
pasif terhadap jaringan komunikasi dan data
- Adanya
deregulasi pernbankan sehingga memudahkan persyaratanpendirikan bank yang dapat menjadikan competitor BRI
- Bank
non pemerintah yang terus mengembangkan pengelolaan produkdan aktivitas baru,
yang di tunjang dengan penerapan IT yang memadaiyang berorientasi pada
kepentingan nasabah
- Bank
Pembangunan Daerah yang terus berkembang sejalan dengananatomi daerah yang
memmebrikan kemudahan kemudahan bagi usahamikro dengan suku bunga yang relative
rendah
- Ancaman
likuiditas yang masih cukup tinggi
- Krisis
ekonomi global
- Tingkat
kepuasan pelayanann kepada nasabah yang masih rendah
- Peluncuran
produk yang sama dari competitor
- Iklan
dan promosi besar-besaran dari para pesaing
- Berkembangnya Pasar Modal.
5. Strategi
Bank Rakyat Indonesia (BRI)Dari analisa kredit swot yang menggambarkan situasi dan kondisi yangdihadapi oleh BRI, maka strategi yang harus dijalan oleh BRI adalah:
Bank Rakyat Indonesia (BRI)Dari analisa kredit swot yang menggambarkan situasi dan kondisi yangdihadapi oleh BRI, maka strategi yang harus dijalan oleh BRI adalah:
- Ekspansi
pinjaman dengan focus pada pembiayaan UKMK dengan perbaikan feature produk dan
kemudahan akses layanan kredit
- Peningkatan
kualitas layanan didukung oleh Sumber Daya Manusia yang professional, tehnologi
informasi yang handal dan jaringan kerja yang luas
- Pemetaan
potensi penduduk ditingkatkan untuk dijadikan sasaran pemasaran kredit dan
simpanan dengan penempatan kantor teras BRI dan mobil teras keliling diberbagai
pasar tradisonal dan diaktivitas usaha lainnya
- Peningkatan
kompetensi karyawan melalui training, seminar, workshopsesuai dengan keperluan
masing-masing bagian
- Pengembangan
filtur-filtur baru dibisnis mikro, ritel, comsumer banking, treasury,
internasional untuk memenuhi kebutuhan para nasabahnya
- Peningkatan kegiatan komunikasi pemasaran untuk meningkatkan productawareness dan membentuk coporate image yang baik dimata.
k Neraca Bank BRI
Dilihat
dari neraca terjadi peningkatan aset yang konsisten selama 5 tahun terakhir.
Kenaikannya hampir selalu dua digit kecuali pada tahun 2015 yang hanya naik
9,54%.Aset yang dimiliki oleh BBRI pada posisi akhir tahun 2018 adalah sebesar
Rp 1.296 Triliun . Aset ini merupakan salah satu aset bank terbesar di
Indonesia. Hal yang dibutuhkan dalam menganalisa saham perbankan yaitu seberapa
banyak dana murah yang dimiliki atau lebih dikenal dengan CASA (Current Account Saving Account). Semakin tinggi CASA
yang dimiliki oleh Bank maka semakin rendah biaya dana yang dibutuhkan oleh
Bank tersebut, dan jika semakin rendah biaya dana maka makin tinggi laba yang
didapat.
Dari laporan keuangan BBRI (PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk)
posisi akhir tahun 2018 diperoleh CASA sebesar 62.15% . Yang termasuk ke dalam
CASA adalah simpanan yang berbentuk Giro dan Tabungan saja.
Rasio PBV BBRI 5
Tahun Terakhir
Dilihat dari rasio PBV dalam 5 tahun terakhir, BBRI memiliki rata-rata
PBV sebesar 2.516. Book value atau nilai
buku terlihat menurun pada 2017 karena BBRI melakukan stock split 1 : 5.Dilihat
dari posisi PBV rata-rata 5 tahun terakhir maka saat ini saham BBRI berada di
posisi di atas rata-rata PBVnya selama 5 tahun.
Laporan Laba Rugi BBRI
Dilihat
dari laporan Laba Rugi Bank BRI menunjukkan tingkat pertumbuhan yang konsisten
dari tahun ke tahun. Meskipun sempat mengalami yang namanya pertumbuhan laba
yang hanya 1 digit di tahun 2015 dan 2016. BRI berhasil meraih
kenaikan laba hingga 11.62% di periode 2018 lalu. Rata-rata tingkat
pertumbuhan laba Bank BRI dari tahun 2014 – 2018 adalah sebesar 7.5875%.
Rasio Keuangan BBRI 5 Tahun Terakhir |
Dilihat dari rasio PER secara rata-rata dalam 5 tahun terakhir maka diperoleh angka 12.6. Tujuan merata-ratakan ini adalah untuk mengetahui berapa kisaran PER yang wajar untuk saham BBRI dalam kisaran 5 tahun terakhir.
EPS menjadi turun pada 2017 dan 2018 bukan disebabkan oleh penurunan
kinerja BBRI tapi murni karena bank ini melakukan stock split 1 : 5 pada
November 2017.
Pertumbuhan EPS dari tahun ke tahun secara rata-rata
dengan memperhatikan faktor stock split adalah sebesar 7.54%. ROE sendiri
berada di atas 15% sehingga layak untuk dikoleksi dari sisi valuasinya.
Laporan Arus Kas BBRI
Dilihat dari laporan arus kas BBRI yang tercatat 5 tahun terakhir.
Sempat mengalami 2 kali penurunan arus kas bersih yaitu pada tahun 2017 dan
2015, namun yang hebat dari perusahaan ini yaitu, perusahaan ini memiliki
posisi kas dan setara kas hingga 217 triliun dalam periode rahun 2018.
Sumber : https://stockbit.com/ |
Berdasarkan
data yang diakses di website https://stockbit.com/ dari data 10 tahun terakhir diperoleh peluang saham ini naik ada
paling besar di Bulan Maret dan Juli. Salah satu penyebabnya antisipasi
pembagian dividen rutin yang biasanya di bulan April.
Dari sini terlihat bahwa setelah pembagian dividen biasanya harga suatu
saham akan cenderung turun, terlihat peluang harga menurun paling besar untuk
BBRI adalah di bulan April.
Target Harga BBRI
Melihat kinerja laporan
keuangan selama 5 tahun kebelakang tadi dilakukan perhitungan rata-rata tingkat
pertumbuhannya untuk mengetahui target harga saham BBRI ke depannya.
Asumsi yang digunakan dalam
perhitungan ini adalah sebagai berikut :
Rata-rata pertumbuhan EPS
per tahun adalah sebesar 7.54% . PER rata-rata selama 5 tahun adalah 12.6.
PBV rata-rata per 5 tahun
adalah 2.516. Rata-rata pertumbuhan nilai buku per lembar saham selama 5 tahun
terakhir dari 2014 – 2018 adalah 17,26%.
Dari asumsi tadi maka
diperoleh perhitungan menggunakan proyeksi PER sebagai berikut :
2018
|
2019
|
2020
|
2021
|
2022
|
2023
|
|
EPS
|
262,28
|
282,06
|
303,32
|
326,19
|
350,79
|
377,24
|
Target Harga
|
3.553,90
|
3.821,87
|
4.110,04
|
4.419,93
|
4.753,20
|
Perhitungan harga wajar
menggunakan proyeksi PBV sebagai berikut :
|
Terlihat menggunakan
proyeksi PBV rata-rata , target harga saham BBRI lebih tinggi dibandingkan
denganmenggunakan proyeksi PER rata-rata. Tentu saja ini hanya proyeksi saja
dan rata-rata pertumbuhan menggunakan data tahun 2014 – 2018. Bisa saja malah
lebih tinggi atau lebih rendah apabila ada kejadian seperti krisis dan
sejenisnya.
ANALISA
TEKNIKAL
Sumber : Stockbit
Time frime weekly
|
Analisis teknikal yang
kami gunakan pada emiten BBRI adalah strategi follow the trend, karena dalam
analisis teknikal terdapat beberapa asumsi yang harus dipahami yaitu market
always right dan history repeat it self. Pada
emiten BBRI kami menggunakan alat teknikal analisis modern (indikator)
dengan tikat ke akurasinya mencapai 70%,sehingga kami menggunakan teknikal
analisis modern. Untuk alat teknikal modern kami menggunakan indikator moving average, stochastic, volume, dan MACD.Pada emiten BBRI bulan Maret
kemarin melakukan uji support level harga Rp 3.750. Selanjutnya Harga close berada
di atas Rp 3910 menunjukan bahwa level support gagal melakukan break down , hal ini di konfirmasi oleh
candle pada bulan maret yang mana harga open BBRI yaitu Rp 3910 , berada di
atas harga 3.750 diikuti oleh stochastic dalam kondisi oversold, terbukti
posisi garis convergen dan divergen masing-masing yaitu 15,8 dan 20,2 diikuti
oleh posisi akan mengalami golden cross
antara convergen dan divergen. Kondisi stochastic sejalan dengan kondisi volume
pada emiten BBRI pada bulan February mengalami penurunan tekanan beli dan Maret
mengalami tekanan jual. Dilihat dari
indikator moving average emiten BBRI masih dalam trend bullish dilihat dari
dari indikator MACD dalam posisi death cross diperkirakan dalam beberapa hari
emiten BBRI akan mengalami penurunan harga saham .
Kesimpulan
Sebagai seorang investor saham jangka panjang maka yang paling dicari
adalah apakah saham yang perusahaan anda beli layak untuk dikoleksi
jangka panjang. Ada banyak hal yang bisa terjadi di masa depan, paling
tidak dengan melihat kinerja keuangan suatu perusahaan dapat dilihat tingkat
ketahanan perusahaan tersebut sejauh mana.
Analisa Saham BBRI Bank BRI merupakan salah satu bank BUMN milik Negara
Republik Indonesia sehingga hal ini paling tidak menjamin keberlangsungan
perusahaan ini. Usianya yang sudah mencapai 123 tahun dan kantor-kantornya yang
hingga pelosok tanah air membuat bank ini memiliki keunggulan yang tidak bisa
dimiliki oleh perusahaan lainnya.
Jika dilihat dari Analisa teknikal, saham dari BBRI untuk saat ini masi
dalam keadaan bullish atau downtrend, diamana keadaan saham dari BBRI sedang
turun. Namun jika dilihat dari analisis fundamental yakni dengan melihat
Analisa keuangan saham BBRI, keadaan dari BBRI saat ini bagus. Hal ini
menandakan bahwa saham dari BBRI ini sangat cocok atau tepat jika digunakan
untuk investasi jangka Panjang.