Weekly update : 3 Kategori Saham


3 Kategori Saham



Dalam bursa saham, ada beberapa istilah yang digunakan saat membicarakan saham. Istilah Saham Lapis Satu, Lapis Dua, dan Lapis Tiga sudah menjadi kosakata khusus yang digunakan dalam dunia saham. Pennggunaan istilah tersebut dimaksudkan untuk mengelompokkan jenis saham berdasarkan kriteria-kriteria yang dimiliki dan kualitasnya.
1.     Saham First Liner (Saham Lapis Satu)
Saham ini disebut juga saham Blue Chip yang merupakan saham lapisan pertema yang memiliki kapitalisasi yang besar dan likuiditas yang tinggi. Saham-saham seperti ini pada umumnya termasuk ke dalam Indeks LQ 45 yang menggambarkan 45 saham teraktif dan terlikuid di lantai bursa selama beberapa periode. Contoh dari saham lapis pertama ialah: ASII (PT Astra International Indonesia, Tbk.), PTBA (PT Tambang Batubara Bukit Asam, Tbk.), dsb.

Pergerakan Indeks ini juga didasarkan pada perhitungan dari 45 saham, yang diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan. Indeks LQ 45 berisi 45 saham yang disesuaikan setiap enam bulan (setiap awal bulan Februari dan Agustus). Dengan demikian saham yang terdapat dalam indeks tersebut akan selalu berubah.

1.     Saham Second Liner (Saham Lapis Dua)
Saham lapis kedua merupakan saham yang memiliki kapitalisasi pasar dalam jumlah yang sedang. Tingkat keaktifan saham ini relatif stabil di lantai bursa tetapi tidak menutup kemungkinan ada saham lapis kedua yang sangat aktif diperdagangkan. Contoh: BSDE (PT Bumi Serpong Damai, Tbk.), MYOR (PT Mayora Indah, Tbk.), dll.

2.     Saham Third Liner (Saham Lapis Tiga)
Saham lapis ketiga memiliki kapitalisasi pasar yang sangat rendah sehingga harganya pun pada umumnya cenderung murah. Saham ini juga rentan 'digoreng' oleh investor sehingga perlu kewaspadaan dalam menanamkan modal untuk saham seperti ini. Contoh: TMPI (PT AGIS, Tbk.), dll.

Pembagian itu dilakukan berdasarkan tingkat likuiditasnya. Biasanya semakin banyak saham beredar sebuah perusahaan, maka akan semakin likuid pula sahamnya di transaksikan. Bukan itu saja, faktor kapitalisasi pasar serta reputasi perusahaan juga menjadi penentu untuk masuk dalam saham golongan tertentu.




Artikel asli :

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »